Sabtu, 01 Februari 2014

Ingat... Sahabatmu Sudah Ada yang Punya...!!!


Semua berawal dari sebuah cinta yang rumit, cinta segitiga antara aku, sahabatku dan sesosok laki-laki yang kami berdua saling menyayanginya. Sahabat identik dengan kebersamaan, mengurai tawa dan berbagi duka bersama. Namun, kini kebersamaan itu telah terenggut oleh “CINTA”.
Aku dan sahabatku menyayangi sosok laki-laki yang sama. Begitupun sebaliknya, sosok yang rupawan itu juga menyayangi kami. Sampai suatu hari, aku melihat ada cinta dan kasih sayang yang lebih dari laki-laki itu untuk sahabatku. Aku kecewa. Tapi, itulah keputusan yang telah diambil. Kini “ikatan” itu telah terjalin. Aku hanya tersenyum melihat sahabat dan orang yang aku sayangi bahagia bersama.   
Hari demi hari terus berganti, seiring berjalannya waktu, kebersamaan kami bertiga mulai pudar. Sesekali aku ingin menjauh dari mereka, karena memang aku tak ingin rasa yang dulu pernah ada untuk lelaki itu kembali. Namun aku segera tersadar, sikap ini tak patut untuk aku jalani. Aku tak ingin memperburuk sesuatu hal yang awalnya hal itu baik.
Kebersamaan itu tak lagi sama seperti dulu. Aku sering melakukan aktivitas-aktivitas dengan kesendirianku, tak ada kebersamaan antara aku dan sahabatku. Berangkat untuk menghadiri sebuah acara di masjid, berangkat latihan vokal, berangkat les, itu pun saat ini tak jauh berbeda seperti orang yang membesarkan egonya masing-masing. Aku sering melakukan hal-hal tersebut sendiri. Berbeda dengan sahabatku, dia selalu ditemani dengan laki-laki itu. Hampir semua keadaan berubah.
Persahabatan yang dari dulu selalu diiringi dengan tawa, canda, dan gurauan, kini berubah karena “CINTA”, sekarang hanya Sang Pemilik Cinta yang tahu alur persahabatan ini akan seperti apa.

Jumat, 31 Januari 2014

Kotoran Sapi

Seorang lulusan Sarjana Kimia sedang diwawancara pada sebuah pabrik kimia, dengan wawancara ini akan ditentukan apakah calon tersebut layak jadi karyawan perusahaan tersebut atau tidak.
Penanya : “Saudari pelamar, sebagai seorang sarjana kimia, saya ingin tahu pemikiran Anda tentang suatu hal”
Sarjana kimia : “Hal apa itu? Silakan ditanyakan, saya siap untuk menjawab”
Penanya : “Apa yang Anda lakukan bila dalam perjalanan ternyata di tengah jalan Anda menemui kotoran sapi?”
Sarjana kimia : “Saya berpendapat bahwa kotoran sapi dapat digunakan sebagai pupuk dan bila jumlahnya sangat banyak dapat digunakan sebagai biogas dengan ilmu yang saya miliki”
Penanya : (sambil geleng-geleng kepala)“Kalau ada kotoran sapi di tengah jalan kan tinggal minggir aja dan jangan sampai terinjak, gitu aja kok repot”

Enam Ekor Keledai


Pada suatu hari yang cerah pergilah Bang Qori’ membawa enam ekor keledai untuk dijual di pasar. Dinaikinya salah seekor keledainya, lalu berangkat lagi. Tak lama kemudian, iseng-iseng ia menghitung keledainya. Ia merasa heran, sebab keledainya tinggal lima ekor. Maka ia turun untuk mencari keledai yang seekor lagi. Setelah menghitung dengan teliti, ia kembali heran, sebab jumlah keledainya sekarang ternyata genap enam ekor.
Lalu ia naiki lagi seekor. Lima menit kemudian ia menghitung lagi keledainya. Bang Qori’ kebingungan, sebab sekarang keledainya kembali tinggal lima ekor. Waktu itu kebetulan seorang kenalannya lewat dan bertanya mengapa ia kebingungan.
“Aku meninggalkan rumah membawa enam ekor keledai. Kemudian tinggal lima, sesudah itu kembali enam, dan sekarang kuhitung lagi tinggal lima ekor. Lihat, tak percaya, kuhitung : satu, dua, tiga, empat, lima...”
“Bukankah yang seekor lagi kau naiki Bang Qori’?” kata kenalannya, “itulah keledai yang keenam, sedang keledai yang ketujuh adalah kamu.”

LAUT


“Mengapa air laut asin?” Tanya seorang teman bang Qori’.
“Karena air laut senantiasa diam di tempatnya. Tidak mengalir kemana-mana. Nah, agar tidak berbau busuk, maka leluhur kita memberinya garam. Itulah sebabnya air laut asin,” jawab bang Qori’.

Watch the Door


One day, when Nasreddin was still young. His mother would have something to do outside. Before leaving, she said to Nasreddin, “Nasreddin, since you’re at home alone, you’ve to watch the door carefully. Don’t late anyone in. There have been many thieves recently.”
Nasreddin, therefore, sat by the door. An hour later, his uncle came. “Where is your mother?” he asked.
“She is out” Nasreddin answered.
“My family will be here altogether this evening. Go and tell your mother not to be away this evening.”
As his uncle left, Nasreddin started thinking, “Mother told me to watch the door. Uncle asked me to find her and tell her that he would be here with the whole family.”

Having thought over and over, he finally made a decision. He pulled the door up, carried it, and wnt to meet this mother.

Not Finished Yet


Nasreddin felt that he was already old. He thought that he would die soon. So, he asked for someone to make a grave for him. He promised to pay the man a certain amount of money when the work was finished.
During the work, Nasreddin protested many things about the grave. But, at last the man finished the grave making. He asked for the money Nasreddin had promised him.
Nasreddin said, “You can’t ask for the money now.”
“Why? You said that you would be pay me as soon as I finish the grave.” asked the man.
“The grave is not complete yet,” said Nasreddin.
“What else should I do to complete it? I’ve done everything,” said the man angrily.

“It’s not complete yet because the corpse is not there yet,” answered Nasreddin.
 

CERITA KITA. Design By: SkinCorner