Entah apa yang sedang dilakukan gadis kecil
ini di samping jendela kamarnya, membiarkan angin malam berhembus membelai
rambut indahnya. Sambil memandangi foto seseorang yang sangat ia harapkan untuk
bisa datang dihadapannya. Namun ia tahu kalau hal itu mustahil akan terjadi.
Malam kian larut, namun mata sipit Niki
belum menunjukkan tanda akan datangnya kantuk. Dan masih memandangi gambar yang
ada di dalam foto itu yang tak lain adalah sahabatnya, air yang tersimpan di
kantong matanya memaksa untuk keluar dari kelopak mata gadis manis itu.
Tiara, begitulah sapaan yang kerap
diceletukkan oleh Niki untuk sahabat karibnya itu. Sahabat yang selalu membuat
canda tawa di kehidupan Niki. Selalu mengembalikan senyuman Niki ketika ia
sedang terpuruk. Dan yang paling membanggakannya, Tiara telah mengubah semua
kehidupannya. Namun kini tinggallah kenangan, karena sosok Tiara yang periang,
penuh canda tawa di hidupnya, dan tak pernah mengenal putus asa, sekarang telah
tiada meninggalkan semua orang yang menyayanginya. Hanya kenangan-kenangan
indah yang masih tersimpan rapi di memori fikiran Niki. Dan hanya pada diri
Tiara lah sebuah rahasia besar tersimpan dari seorang Niki. Dibalik
keteguhannya, ternyata Niki mengidap sebuah penyakit akut yang menyerang hepar-nya.
Hanya Tiara yang mengetahui itu, tak ada orang lain yang tahu, bahkan orang tua
Niki sekalipun.
Karena Tuhan sangat sayang pada Niki,
dikirimkanlah sosok Tiara di kehidupannya. Untuk menemani dan saling memahami.
Bahkan sampai di ujung usianya pun Tiara masih memikirkan kehidupan Niki jika
ia telah tiada. Dan benar, sebelum Tiara meninggalkan semua orang yang
menyayanginya, terlebih Niki, ia menuliskan dua pucuk surat yang ditujukan kepada
Niki dan ayah Niki.
Entah apa isi surat yang ditulis oleh
Tiara, Niki sangat bersyukur karena kehidupannya kini telah berubah. Ayah Niki
yang dulunya tak pernah menghiraukan perasaan putrinya, selalu egois, keras
kepala, sombong, kini berubah menjadi sosok yang penyayang, lembut, dan tak
egois lagi. Rahasia yang dahulu tak pernah sampai di telinga orang tua Niki,
kini telah diketahui oleh semua orang, termasuk kedua orang tua Niki.
Lebih sempurna lagi kebahagiaan Niki ketika
ia akan terbang ke negeri seberang untuk berobat. Dan pengorbanan orang tuanya
pun tak sia-sia, akhirnya Niki telah dinyatakan sehat setelah menjalani operasi
hepar.
Terlelaplah Niki di atas tempat tidurnya
yang juga masih memegang foto indah sang sahabat. Dipeluk dan didekap dengan
eratnya. Tak akan pernah ada sahabat yang bisa sesempurna Tiara bagi Niki. Hanya Tiara, purnama yang selalu menampakkan cahayanya ketika ia sedang terpuruk.
0 komentar:
Posting Komentar