Jumat, 04 Oktober 2013

RINDU PURNAMA


Karya : Nur Laili Mazidah
Entah apa yang sedang dilakukan gadis kecil ini di samping jendela kamarnya, membiarkan angin malam berhembus membelai rambut indahnya. Sambil memandangi foto seseorang yang sangat ia harapkan untuk bisa datang dihadapannya. Namun ia tahu kalau hal itu mustahil akan terjadi.
Malam kian larut, namun mata sipit Niki belum menunjukkan tanda akan datangnya kantuk. Dan masih memandangi gambar yang ada di dalam foto itu yang tak lain adalah sahabatnya, air yang tersimpan di kantong matanya memaksa untuk keluar dari kelopak mata gadis manis itu.
Tiara, begitulah sapaan yang kerap diceletukkan oleh Niki untuk sahabat karibnya itu. Sahabat yang selalu membuat canda tawa di kehidupan Niki. Selalu mengembalikan senyuman Niki ketika ia sedang terpuruk. Dan yang paling membanggakannya, Tiara telah mengubah semua kehidupannya. Namun kini tinggallah kenangan, karena sosok Tiara yang periang, penuh canda tawa di hidupnya, dan tak pernah mengenal putus asa, sekarang telah tiada meninggalkan semua orang yang menyayanginya. Hanya kenangan-kenangan indah yang masih tersimpan rapi di memori fikiran Niki. Dan hanya pada diri Tiara lah sebuah rahasia besar tersimpan dari seorang Niki. Dibalik keteguhannya, ternyata Niki mengidap sebuah penyakit akut yang menyerang hepar-nya. Hanya Tiara yang mengetahui itu, tak ada orang lain yang tahu, bahkan orang tua Niki sekalipun.
Karena Tuhan sangat sayang pada Niki, dikirimkanlah sosok Tiara di kehidupannya. Untuk menemani dan saling memahami. Bahkan sampai di ujung usianya pun Tiara masih memikirkan kehidupan Niki jika ia telah tiada. Dan benar, sebelum Tiara meninggalkan semua orang yang menyayanginya, terlebih Niki, ia menuliskan dua pucuk surat yang ditujukan kepada Niki dan ayah Niki.
Entah apa isi surat yang ditulis oleh Tiara, Niki sangat bersyukur karena kehidupannya kini telah berubah. Ayah Niki yang dulunya tak pernah menghiraukan perasaan putrinya, selalu egois, keras kepala, sombong, kini berubah menjadi sosok yang penyayang, lembut, dan tak egois lagi. Rahasia yang dahulu tak pernah sampai di telinga orang tua Niki, kini telah diketahui oleh semua orang, termasuk kedua orang tua Niki.
Lebih sempurna lagi kebahagiaan Niki ketika ia akan terbang ke negeri seberang untuk berobat. Dan pengorbanan orang tuanya pun tak sia-sia, akhirnya Niki telah dinyatakan sehat setelah menjalani operasi hepar.
Terlelaplah Niki di atas tempat tidurnya yang juga masih memegang foto indah sang sahabat. Dipeluk dan didekap dengan eratnya. Tak akan pernah ada sahabat yang bisa sesempurna Tiara bagi Niki. Hanya Tiara, purnama yang selalu menampakkan cahayanya ketika ia sedang terpuruk.

0 komentar:

Posting Komentar

 

CERITA KITA. Design By: SkinCorner